Eksistensi LPDB-KUMKM Bermanfaat Nyata Bagi Koperasi dan UMKM

Andi Mappamiring, Anak Petani Bone Jadi Profesor
April 28, 2022
Jaga Hubungan Tali Silaturahmi, Satgas Yonif 126/KC Laksanakan Komsos Dengan Tokoh Masyarakat
April 28, 2022
GUNUNG SITOLI, jurnal-idn.com – Penyaluran dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) melalui koperasi merupakan upaya menjangkau permodalan UMKM di seluruh Indonesia.
 
Pada tahun 2022 LPDB-KUMKM menyasar koperasi-koperasi sektor riil di daerah, khususnya wilayah yang masih rendah penyaluran dan terutama koperasi-koperasi baru yang belum merasakan manfaat bermitra dengan LPDB-KUMKM. 
 
Salah satu caranya adalah gencar mencari mitra baru. Selain menyalurkan permodalan, LPDB-KUMKM juga akan mengoptimalisasi program inkubator wirausaha.
 
Strategi ini merupakan upaya menjaring mitra-mitra baru, khususnya pelaku UMKM yang akan diinkubasi untuk bergabung dalam wadah koperasi. Sehingga ke depan seluruh koperasi di Indonesia dapat merasakan manfaat dari pembiayaan LPDB-KUMKM.
 
Dirut LPDB-KUMKM, Supomo, melalui keterangan tertulisnya (24/4/2022), pihaknya bermitra dengan koperasi-koperasi di seluruh Indonesia. Termasuk Koperasi Produsen Osseda Faolala di Kota Gunung Sitoli, Kepualauan Nias, Sumatera Utara. 
 
“Harapannya adalah dana bergulir sukses disalurkan, sukses dimanfaatkan dan sukses dikembalikan sesuai dengan prinsip Tri Sukses LPDB-KUMKM,” ujar Supomo.
 
Dia juga mengatakan LPDB-KUMKM mengedepankan prinsip pelayanan termasuk pendampingan kepada koperasi agar bisa dan mampu mengajukan proposal pembiayaan kepada LPDB-KUMKM. Dia berharap koperasi-koperasi yang memiliki potensi besar dapat meningkatkan tata kelola kelembagaan dan manajemen bisnisnya. Khususnya sebagai wadah pengembangan ekonomi melalui pelaku UMKM.
 
Diketahui mitra LPDB-KUMKM inu berada di wilayah minim penyaluran, Koperasi Konsumen Osseda Faolala yang memiliki usaha pengembangan produk Virgin Coconut Oil (VCO) atau yang lebih dikenal dengan nama Osse-Co, training centre dan usaha simpan pinjam. Koperasi Konsumen Osseda Faolala merupakan koperasi pertama di Pulau Nias yang menjadi mitra LPDB-KUMKM.
 
Amani Lahagu, General Manager di Koperasi Konsumen Osseda Faolala, koperasinya telah merasakan manfaat nyata atas kehadiran LPDB-KUMKM. 
 
“Sejak Juni tahun 2021, kami sudah menjadi mitra LPDB-KUMKM dengan jumlah modal pinjaman sebesar Rp5 miliar dan jangka waktu pengembalian selama 60 bulan,” ujar Amani.
 
Diungkapkan, modal dari LPDB-KUMKM seluruhnya disalurkan untuk mendukung permodalan usaha anggota yang bergerak dibidang UMKM. Dengan penambahan modal usaha, terlihat jelas kemajuannya, ungkap Amani.
 
Menurutnya, modal usaha disalurkan kepada 339 anggota dengan penyaluran yang bervariasi. Mulai dari Rp6 juta hingga Rp20 juta, tergantung klasifikasi usaha mereka, lanjut Amani menjelaskan.
 
Beberapa persyaratan yang sudah terdaftar sebagai anggota minimal 1 tahun, memiliki usaha, mempunyai track record yang baik serta memiliki agunan.
 

 

“Persyaratan itu sangat penting untuk meminimalisir resiko kemacetan pengembalian modal. Terbukti sampai sekarang kami belum menemukan kendala,” tandas Amani.

Dengan keberhasilan itu, Amani menegaskan koperasinya akan kembali melakukan pengajuan pembiayaan dana bergulir kepada LPDB-KUMKM.

“Setelah melakukan pelunasan, kami berencana akan membuat pengajuan dengan jumlah yang lebih besar agar semua anggota merasakan manfaat secara langsung,” tegas Amani.

Anggota Binaan

Kantor pusat Koperasi Konsumen Osseda Faolala memberi kepercayaan kepada kantor cabangnya di wilayah Nias Selatan 1 untuk mengelola dana dengan jumlah Rp911 juta.

“Adapun, penempatan dana itu seluruhnya disalurkan kepada anggota yang bergerak di sektor UMKM sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati,” ujar Irawati Zebua, Kepala Cabang Koperasi Konsumen Osseda Faolala untuk wilayah Nias Selatan 1.

Irawati mengatakan, setelah koperasi yang dikelolanya mendapat pinjaman dana dari LPDB-KUMKM, antusias masyarakat untuk bergabung menjadi anggota mengalami peningkatan yang signifikan. Saat ini, jumlah anggota untuk wilayah Nias Selatan 1 ada sekitar 1.500 orang dan kemungkinan besar akan terus mengalami peningkatan.

Menurut Irawati, salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan dikarenakan bunga pinjaman anggota yang lebih kecil. Dari yang sebelumnya 2%, sekarang menjadi 0,9 %, dan dia mengakui bahwa bunga kecil itu baru bisa diterapkan setelah bermitra dengan LPDB-KUMKM.

Senada dengan itu, Suci Hati Saoyiago yang merupakan salah satu anggota binaan Koperasi Konsumen Osseda Faolala yang memiliki usaha di bidang menjahit mengatakan bahwa dia sangat terbantu dengan dana pinjaman berbunga kecil.

Suci yang sudah 3 tahun menjadi anggota koperasi mengaku mendapat tambahan modal pinjaman sebesar Rp20 juta, kini dia memiliki usaha tambahan yakni usaha jual sembako setelah mendapat penambahan modal.

“Sebelumnya penghasilan saya dari menjahit hanya sekitar Rp2,5 juta/bulan, sekarang bisa bertambah menjadi Rp4-5 juta/bulan dan dengan bunga yang relatif kecil. Saya tidak pernah sekalipun terlambat dalam pengembalian modal” tandas Suci.

Tak jauh berbeda dengan Suci, anggota Produsen Osseda Faolala, yang berada di wilayah Nias Selatan 2, Liami Lase mengaku sangat terbantu dengan modal pinjaman berbunga yang lebih murah dari yang sebelumnya.

Dengan modal pinjaman sebesar Rp10 juta, Liami memberi tambahan modal usaha suaminya untuk menjalankan usaha di bidang kerajinan tangan dari tanah liat. Liase membutuhkan modal yang lumayan besar untuk membeli peralatan pendukung dengan harga lumayan mahal. Saat ini dia kewalahan memenuhi permintaan pasar.

ERWIN TAMBUNAN

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *